Cerita Sex: Wanita Malam Yang Kesepian
vidio bokep – Cersex artikel dewasa khususnya Cerita Sex, Pesta Sex, Cerita Dewasa – Suara erangan dan jerit kenikmatan bersahutan dalam kamar suite di hotel bintang empat tersebut. Di atas ranjang yang besar terlihat seorang wanita muda, berkulit putih rambut sebahu sedang mengerang nikmat ketika laki-laki muda yang ada di atasnya menghentakkan pinggulnya sembari menciumi leher wanita itu.
“Ahhh, keeluuaaarrh Rom, akuuu dapeeeettss!” Wanita itu mengejang menggapai orgasme.
“Ampunnnnn, aduuhhhh, lagiihhh, lagiihhh!”
Terjangan orgasme membuat wanita itu kewalahan dan pasrah ketika laki-laki yang bernama Romi itu membalik tubuhnya dan langsung menyetubuhinya lagi dengan gaya Doggie Style.
“Ahhhh, ahhhh, mentok ahhhh, ampuunnhnnnn, gillllllaaaaahhkk!” Wanita itu mengejang lagi untuk kesekian kalinya.
Udara sejuk dalam kamar itu tidak mampu menahan keringat keluar dari tubuh kedua orang itu. Wajah laki-laki itu tampak mengejang berusaha menahan desakan dalam kontolnya yang begitu kuat. Ia berusaha memperlambat tempo supaya bisa lebih lama menikmati tubuh wanita yang sekali lagi mengerang nikmat mendapatkan orgasme entah untuk yang keberapa kalinya.
“Aduh Rom, udahan plis, lemes banget inih, kluarin beb..” Wanita itu merengek sambil mengerang ketika orgasme kembali menerjang dari bawah tubuhnya.
“Bentar lagi Cin, masih blom puas nih say.” Romi membalik tubuh wanita yang bernama Cantika biasa di panggil cin.. lalu memasukan lagi kontolnya.
Cantika hanya mengerang pasrah merasakan batang kontol Romi yang begitu keras merasuki memeknya.
“Hahhh, hahhhh, mo kluar Cin, aaaahhh!” Romi menghentak-hentak makin keras sambil menahan pinggul Cantika.
“Yahhk, yahhk, bareng Rom, aduh gilaaahhhkkkk!”
Romi dan Cantika mengerang keras, tubuh Cantika mengejang dan bergetar ketika merasakan semburan sperma Romi ke dalam dirinya. Dengan nafas memburu keduanya tergeletak lemas di atas ranjang. Romi dan Cantika menatap satu sama lain sambil tersenyum bahagia. Di lantai kamar itu berserakan gaun pengantin serta tuxedo yang mereka kenakan tadi siang pada waktu resepsi pernikahan mereka. filmbokepjepang.net Romi mencium bibir Cantika, yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya. Sudah begitu lama ia menunggu untuk bisa bercinta dengan Cantika, yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Cantika yang kehabisan tenaga, merasakan kebahagiaan karena bisa membuat suaminya begitu puas dalam bercinta, karena selama ini Cantika kadang merasa grogi menjelang malam pertama mereka ini.
Sejak kecil ia selalu diajarkan dasar agama yang kuat sehingga ketika Romi mengajaknya bercinta selama mereka berpacaran, ia selalu menolak halus. Ada rasa kuatir dalam diri Cantika, kalo ia tidak bisa memuaskan Romi pada saat malam pertama mereka, tetapi semua itu sirna sudah, dan Cantika juga kewalahan ketika mengetahui dirinya yang mudah mendapatkan orgasme pada saat berhubungan intim. Cantika merasakan lidah Romi dalam mulutnya, sementara tangan Romi sudah mulai lagi merabai memeknya yang basah.
“Huuumppphh Priiimmm, break duluuu..” Cantika menggelinjang ketika kontol Romi sudah kembali berada di depan liang memeknya. “Ooohhhkk, addduhh, keras bangeeet..”
Protes Cantika tidak digubris Romi, yang masih blom puas menyalurkan nafsunya yang sudah tertahan selama ini. Ia menindih Cantika dan memasukan kontol perlahan. Cantika hanya bisa pasrah menerima kontol suaminya itu, ia mengerang ketika kenikmatan mulai datang lagi dari bawah tubuhnya.
Bulan demi bulan setelah pernikahan mereka kehidupan Romi dan Cantika hampir sempurna. Mereka sangat menikmati hidup baru mereka, karena sudah menjadi keputusan mereka untuk menunda dalam memiliki anak agar bisa mengejar karir di dunia kerja mereka masing-masing.
Mei-Mei 2014
Romi mendapat kenaikan jabatan menjadi Direktur Keuangan di perusahaan tempat dia bekerja, menggantikan direktur yang lama, yang mengundurkan diri. Walaupun ia mendengar gosip tidak mengenakan soal pengunduran diri direktur yang lama itu, tapi rasa bahagia Cantika dan dirinya mengalihkan perhatiannya.
Agustus 2014
Romi dan Cantika menempati rumah baru mereka. Dengan menggunakan tabungan mereka sebagai uang muka, mereka membeli rumah dan membayar sisanya melalui kredit. Dengan gaji Romi sebagai direktur keuangan dan penghasilan Cantika sebagai sekretaris di perusahaan pembiayaan, mereka sangat mampu membayar cicilan rumah tersebut.
November 2014
Seorang staff bagian keuangan tertangkap tangan menggelapkan uang perusahaan. Tiga orang staff yang terlibat. Direktur utama perusahaan itu, Pramono, memerintahkan untuk melakukan audit penuh pada divisi keuangan pimpinan Romi itu.
Desember 2014
Hasil audit menunjukan Romi, secara tidak langsung terlibat dalam penggelapan dana ratusan juta tersebut. Romi menyangkal keras keterlibatannya, tetapi tanda tangan pada dokumen yang sebenarnya belum pernah dilihat sama sekali oleh Romi membuat ia tidak memiliki kekuatan untuk menyangkal lebih lama. filmbokepjepang.net Tim audit menelusuri lebih jauh kasus penggelapan itu, dan menimpakan semua kesalahan direktur keuangan yang lama pada Romi sebagai pejabat baru. Kerugian perusahaan mencapai hampir satu milyar. Pramono yang harus menjaga nama baik perusahaannya, memberikan pilihan pada Romi, untuk mengganti seluruh kerugian atau membawa kasus ini ke ranah hukum. Dunia Romi dan Cantika langsung jungkir balik. Rumah dan mobil mereka terpaksa dijual untuk mengganti kerugian perusahaan. Sekarang mereka tinggal di rumah kontrakan kecil di pinggir kota. Tetapi itu juga masih belum mencukupi untuk mengganti kerugian.
4 Januari 2015
Polisi menangkap Romi atas tuduhan penggelapan. Pramono memberikan waktu kepada Romi dan Cantika untuk menyelesaikan kekurangan kerugian perusahaan selama satu bulan. Jika dalam satu bulan tidak dapat diselesaikan, maka proses perkaranya akan diteruskan.
20 Januri 2015
Cantika termenung di meja kerjanya. Tugas-tugas hariannya banyak yang terbengkalai. Matanya sembab hasil menangis semalaman. Lingkaran hitam di matanya tampak jelas karena ia tidak cukup tidur memikirkan Romi yang ditahan di kantor polisi. Mei-Mei, teman sekantor Cantika, masuk ke dalam ruangan Cantika.
“Kamu kenapa Cin? Buat apa kamu minta nomer kontak ini?” Muka Mei-Mei penuh pertanyaan. “Orang ini bukan orang baik-baik loh. Bahaya. Boss aja angkat tangan kalo udah urusan sama dia.”
“Aku gak bis cerita Mei-Mei.” Tangan Cantika membalik-balik kertas putih bertuliskan nomor telepon. “Aku tau dia bukan orang baik-baik. Tenang aja Mei-Mei.”
“Hati-hati Cin!” Mei-Mei tampak cemas, sudah hampir sebulan ini sahabatnya Cantika ini tampak terbebani sesuatu. Ada gosip-gosip yang beredar, tapi Mei-Mei lebih memilih menunggu Cantika bercerita sendiri kepadanya.
“Hati-hati Cin!” Mei-Mei kembali berkata sebelum keluar ruangan Cantika. Sedangkan Cantika hanya termangu menatap kertas tadi.
Tanpa ekspresi kemudian Cantika meraih ponselnya kemudian menghubungi nomor tadi.
1 Februari 2015
920, Cantika menatap nomor kamr hotel itu. Masih ada kesempatan untuk balik Cantika melihat lagi SMS yang diterimanya tadi. Jam 6 sore. Masih ada waktu untuk membatalkan semuanya. Cantika menarik nafas panjang. Tangannya menekan bel yang ada di samping pintu tadi. Semoga tidak ada orang. Semoga salah. Semoga salah. Seorang gadis muda, mengenakan seragam SMA, membuka pintu itu. Raut mukanya tampak kelelahan, tapi ia masih bisa tersenyum hangat pada Cantika sebelum mempersilakan ia masuk. Gadis itu mengenakan jaket serta menyandang tasnya sebelum keluar kamar dan menutup pintu.
Mata Cantika dan gadis itu sempat bertemu sebelum pintu menutup. Dan Cantika melihat rasa kuatir pada tatapan gadis itu. Dalam kamar suite itu Cantika perlahan melangkah masuk menuju ruangan utama. Duduk di atas sebuah sofa besar, terlihat seorang laki-laki sedang membaca beberapa lembar kertas. Tubuhnya terlihat besar tanpa lemak berlebih. Cantika hanyak bisa menebak laki-laki itu berumur sekitar 40an dengan melihat raut mukanya. Laki-laki itu mengangkat mukanya ketika Cantika sampai di tengah ruangan. Ia menatap jam yang ada di dinding.
“On time ya. Gua suka orang on time.” katanya sambil mengamati Cantika.
“Malem Ko Liong. Maaf mengganggu.” Cantika menjawab dengan tenggorokan kering.
Cantika hanya mengenal laki-laki itu dipanggil Ko Liong oleh boss-nya. Ko Liong sering dihubungi jika ada nasabah dari kantor Cantika yang kabur atau bermasalah. Dari Mei-Mei, Cantika mendengar jumlah anak buah Ko Liong yang puluhan serta koneksinya yang seperti tidak terbatas dimana-mana membuat Ko Liong bukan orang yang bisa diperlakukan secara main-main.
Jadi? Gimana? Lo jadi?” tanya Ko Liong sambil menatap Cantika.
“Iya Ko, jumlahnya segitu Ko apa bisa ya Ko?” jawab Cantika cemas.
“Jumlah segitu banyak banget. Gua juga barusan kenal lo kemaren. Boss lo gak tau ya kalo lo cari gua? Gua juga tanya ke bos suami lo, si Pramono kemaren dulu.”
Cantika agak kaget mendengar Ko Liong bisa mencari informasi tentang Romi dan Pramono yang belum pernah ia ceritakan sebelumnya kepada siapapun.
“I..iya Ko. Saya usahakan kembali secepatnya.”
“Lo gak usah janji muluk-muluk lah. Lo liat aja kondisi lo sendiri. Laki lo dipenjara. Lo gaji paling berapa. Sampe kapan lo mau balikin?”
Tubuh Cantika lemas mendengar kaya-kata Ko Liong. Jalan terakhir yang ia tempuh sepertinya akan berubah menjadi jalan buntu dalam sekejap.
“Tapi Ko…” Cantika terdiam melihat tatapan mata Ko Liong.
“Tapi apa lagi? Lo punya jaminan apa?”
Cantika hanya bisa terdiam. Mukanya panas, ia berusaha keras menahan air mata yang mendesak keluar.
“Lo jaminin badan lo aja!”
“No! No! Pulang aja Cin… Pulang…” naluri Cantika menjerit untuk segera keluar dari tempat itu. Tapi tubuh Cantika tak bergerak.
“Gimana? Kalo deal, gua test drive lo sekarang. Kalo emang oke besok-besok gua kabarin soal permintaan lo.” Ko Liong tersenyum melihat Cantika bimbang. “Gua masih banyak janji nih Cin, kalo lo mau buruan copotin tuh baju trus gua test drive.”
“Jangan! Pulang! Romi gak bakal mau kamu gini. Pulang!”
“Ini demi Romi. Demi Romi.”
“Jangan!”
Tas tangan yang dibawa Cantika jatuh ke lantai kamar. Dengan tangan gemetar Cantika membuka kancing bajunya satu per satu. Baju itu pun menyusul tas Cantika jatuh ke lantai. Tangan Cantika menarik turun rok yang ia kenakan. Melorotkan bra dan celana dalamnya. Air mata mengalir. Tatapan matanya kabur. Tubuhnya gemetar. Tangan Cantika menutupi dada dan memeknya.
“Pulang! Jangan!”
“Demi Romi! Demi Romi!”
“Gua gak punya banyak waktu, jadi lo kerjain aja yang musti lo kerjain. Gua mau liat hasilnya aja.” Ko Liong melepaskan jubah tidur yang ia kenakan, membuat Cantika dapat melihat kontolnya yang setengah menegang. Hampir saja Cantika jatuh terjerembab karena berjalan limbung mendekati Ko Liong yang duduk bersandar di sofa sambil menatap langit-langit menunggu layanan dari Cantika. filmbokepjepang.net Kontol Ko Liong menegang ketika tangan Cantika menyentuhnya. Cantika memejamkan mata, membayangkan seluruh film porno yang pernah ia tonton bersama Romi. Ketika itu mereka tertawa konyol melihat adegan-adegan film biru itu sebelum akhirnya bercinta dengan liarnya. Ko Liong mendengus merasakan mulut Cantika menghisap kontolnya. Sebentar saja Cantika menggunakan mulutnya kontol itu sudah menegang maksimal. Cantika menaiki tubuh Ko Liong.
“Romi. I love you! I love you! Maafkan! I love you babe.”
Cantika mengerang merasakan memek dibuka oleh dorongan kontol Ko Liong ketika ia menurunkan pinggulnya. Gesekannya terasa perih, tidak seperti ketika Romi memasuki tubuhnya. Tubuh Cantika gemetar ketika seluruh kontol Ko Liong masuk ke dalam memeknya. Perlahan Cantika mulai bergerak naik turun berpegangan pada pundak Ko Liong.
“Romi! Maafkan aku… Maaf sayang!”
Tubuh Cantika mulai bereaksi. Cairan cinta mulai melumasi memeknya. Rangsangan muncul menggantikan rasa perih. Cantika mengerang ketika merasakan buah dadanya diremas disusul oleh hisapan oleh mulut Ko Liong.
“Ohhhkk, jangan, jangaaannhh, aahhhh, plisssshhh…” Cantika meronta ketika rangsangan terus datang dan berlipat ganda membuat tubuhnya total meledak dalam kenikmatan. “Ahhhh, jangaaaaannnnghhkkkk, aaaahahhhkkk!”
Tubuh Cantika menyerah kalah. Orgasme datang menghempaskan harga diri Cantika. Air mata kembali menetes ketika Cantika jatuh lemas di badan Ko Liong.
“Ohhh udahhhkk kooo, udaahhhh…” Cantika merintih ketika tangan Ko Liong memaksa pinggulnya kembali bergerak naik turun. “OOoh, kooo plisshhh stoppp ahhhhhhhhhhkk….”
Orgasme kedua datang. Yang ketiga menyusul. Pinggul Ko Liong sekarang ikut bergerak. Membuat kontolnya masuk semakin dalam.
“AMpppunnn! Udah! Udah plis! Ampun Kooooohhhkkkkk…”
Keempat. Kelima.
“Hhhgggghhhk!”
Cairan hangat memenuhi memek Cantika. Pecah tangis Cantika. Ia meraung kalah merasakan sperma Ko Liong mengalir keluar dari memeknya. Ia melepaskan diri dari Ko Liong meringkuk di lantai. Menangis kalah.
“Luar biasa!” Ko Liong tersenyum puas.
“Hoki banget laki lo bisa puya bini kayak lo ya.”
Cantika merangkak menjauh menggapai pakaiannya.
“Sekarang lo pulang aja. Tunggu kabar dari gua.” Ko Liong bangkit meninggalkan Cantika masuk ke kamar mandi.
Seperti orang linglung Cantika berpakaian. Celana dalamnya lembab terkena cairan sperma Ko Liong. Rambutnya kusut. Ia berjalan sambil melamun sepanjang lorong hotel itu.
3 Februari 2015
Cantika menggengam erat bukti setoran yang baru saja ia terima kembali dari teller bank tempat ia menyetorkan uang kerugian perusahaan milik Pramono sesuai dengan petunjuk dari Pramono ketika Cantika menghubunginya tadi pagi. Hari ini adalah hari terakhir batas waktu untuk mengembalikan semua kerugian dari kasus Romi. Di depannya sofa tempat Cantika duduk, Pramono sedang mengamati bukti transfer yang diberikan oleh Cantika. Waktu menunjukan pukul 7 malam di ruangan kerja Pramono, direktur utama sekaligus pemilik perushaan itu.
“Sayang sekali bagian keuangan gak sempet cek ya Bu, apakah udah masuk atau belum ke rekening kami.” Pramono mengembalikan bukti transfer itu.
“Tapi bener saya sudah setor kok Pak. Gak mungkin saya boongin Bapak.” Cantika menatap cemas.
“Saya sih percaya Bu Cantika gak boong. filmbokepjepang.net Tapi tadi bagian legal terlanjur memutuskan untuk meneruskan kasus Pak Romi ini untuk diproses. Jadi dari perusahaan kami sudah gak bisa menarik laporan pengaduannya Bu.”
Cantika tidak bisa percaya atas pendengarannya sendiri. Ia berkata panik, membela diri mengatakan kalo Pramono yang baru bersedia ditemuinya pada jam tujuh, padahal ia sudah menunggu sejak pagi tadi. Suara Cantika terdengar begitu panik hampir-hampir ia menjerit-jerit putus asa atas perkebangan yang terduga ini.
“Saya gak bisa bantu apa-apa Bu, karena perusahaan ini kan punya prosedur soal kasus ini. Maaf sekali Bu.” kata Pramono ketika Cantika terdiam kehabisan kata-kata menatapnya.
“Saya paling hanya bisa menghubungkan ibu dengan orang kepolisian dan kejaksaan yang memproses kasus ini. Mungkin masih bisa dipending atau digugurkan.”
Secercah harapan tumbuh di mata Cantika.
“Terima kasih Pak Pram, mohon info kontaknya saja Pak, supaya bisa saya hubungi secepatnya Pak. Terima kasih sebelumnya.”
“Nomor kontak dan nama ada di kartu ini Bu, silakan dikontak sendiri ya…” jawab Pramono. “Tapi gak salah sepertinya kalo saya minta tolong juga kepada Bu Cantika, sesuai dengan informasi dari Ko Liong. Katanya kemaren Ibu ketemu Ko Liong, dan saya disarankan Ko Liong untuk bisa minta bantuan pada Ibu sepertia pa yang Ibu udah berikan pada Ko Liong.”
Wajah Cantika berubah dari jijik, kemudian marah dan panik mendengar perkataan Pramono. Pramono hanya tersenyum melihat raut wajah Cantika.
“Bagaimana Ibu? Kebetulan saya ada janji makan malam sama keluarga. Ulang tahun istri saya. Kalo ibu keberatan membantu saya terpaksa belum bisa membantu ibu juga.”
Tubuh Cantika yang lunglai, sudah memberikan jawaban pada Pramono. Ia bangkit mengunci pintu ruangannya dan kemudian menarik turun semua tirai yang ada di ruangan itu. Suasana ruangan itu seketika menjadi muram bercampur kemesuman yang begitu terasa oleh Cantika. Pramono berdiri di hadapan Cantika. Cantika menegakkan tubuhnya, kemudian melepaskan ikat pinggang yang dikenakan Pramono. Celana panjang itu jatuh, disusul celana dalam Pramono.
Butuh waktu seminggu untuk bisa bertemu dengan ketiga orang yang duduk di depan Cantika. Dengan sisa uang gajiannya Cantika mengajak ketiganya bertemu di lobby sebuah hotel. Ketiganya mengenakan pakaian dinas karena saat itu masih pagi dan hari kerja. Mereka orang dari kejaksaan dan kepolisian yang mengurusi kasus Romi.
“Peraturannya memang kalo udah diproses harus diteruskan Bu, karena walaupun dicabut juga gak pengaruh ya..” Ferdi dari kejaksaan berusaha menjelas keadaan kasus Romi pada Cantika.
Ardian rekannya serta Basiran dari kepolisian hanya mendengarkan serta menganggukan kepalanya.
“Trus gimana Pak? Saya udah bayar ganti ruginya penuh Pak. Hanya karena miss dengan jadwal Pak Pramono aja jadi kayak gini.” mohon Cantika pada Ferdi.
“Apakah gak bisa dibantuin Pak? Kalo ada biaya bisa dikondisikan kok Pak.”
“Bukan masalah biayanya Bu, tapi emang susah kalo diproses gitu. Musti kasus khusus banget kalo mau direvisi ini itu nya.” jawab Ardian.
“Proses merubah jadi kasus khususnya itu yang berat sekali dan rumit Bu.”
“Kami kan juga punya atasan, jadi musti bisa dipertanggung jawabkan kalo ada revisi Bu.” timpal Basiran.
Cantika menatap ketiga orang itu.
“Bapak-bapak semua, sudah ketemu dengan Ko Liong sebelum kesini?” tanya Cantika lirih.
Ketiga orang itu hanya tersenyum.
“Saya tau maksud Bapak.” Cantika berkata pahit. “Silakan Bapak tunggu sebentar. Saya buka kamar dulu. Nomor kamar serta kuncinya nanti saya tinggal di receptionist.”
Cantika bangkit meninggalkan ketiga orang tadi dan melangkah masuk lift menuju receptionist. Ketika ketiga orang itu masuk kamar Cantika, mereka melihat Cantika sudah mengenakan bathrobe putih. Ketiganya duduk tanpa melepaskan pandangan pada tubuh Cantika. filmbokepjepang.net Cantika menjatuhkan bathrobe itu ke lantai. Tarikan nafas terdengar jelas di kamar itu. Tubuh Cantika yang mulus menyita perhatian ketiga orang itu. Hampir serempak ketiganya bangkit, melepaskan pakaian dinas dengan beragam atributnya itu hingga terserak di lantai. Ketiganya mengitari Cantika.
Mata Cantika memancarkan rasa kuatir bercampur malu. Selanjutnya semua berlangsung cepat. Jamahan. Remasan. Ciuman. Jilatan. Datang silih berganti. Cantika merasakan jilatan di memeknya, tapi kemudian berubah menjadi gesekan sebuah jari. Buah dada kirinya di remas dari belakang. Puting kanannya merasakan lidah dan gigitan. Rasa lembab terasa pada memeknya. Gesekan jari itu mulai terasa nyaman. Dua buah tangan menekan pundaknya memaksa Cantika jatuh berlutut. Sebuah kontol mengacung di depan mulutnya. Ardian mendesis nikmat ketika mulut hangat Cantika menyelimuti kepala dan batang kontolnya. Usapan lidah Cantika membuat kontolnya berdenyut.
“Terus Bu.. Ohhh, gila enak banget. Ditelen ya Bu! telen!” Tangan Ardian meremas rambut Cantika.
Cantika membelalakan matanya. Ia menggeleng.
“Gahhhkkk, jahannnngg!” Cantika berusaha menarik kepalanya, tapi tangan Ardian menahannya. Dua pasang tangan lain menahan tubuhnya yang meronta.
“OOOhhhh hhhggghhhkkk oooohhhhkkkkk.” Ardian mengejang dan mendorong maju kepala Cantika.
“Huuurkkkkhhh, hhhuuuuekeekkkkk!”
Cantika meronta sekuat tenaga ketika semburan sperma memenuhi rongga mulutnya. Tubuh telanjangnya berlari menuju kamar mandi dan mengeluar isi mulut dan perutnya ke wastafel. Suara air terdengar mengalir di wastafel ketika Cantika jatuh terduduk lemas di lantai kamar mandi. Nafasnya memburu. Perutnya terasa mual.
Seseorang masuk ke kamar mandi mendekati Cantika.
“Yuk lanjut Bu…” kata Basiran berdiri dengan kontol tegang.
Tertatih Cantika berusaha bangun berlutut. Memasukan kontol itu ke dalam mulutnya. Hanya butuh beberapa menit sebelum semburan sperma memenuhi mulut Cantika lagi. Kali ini ia tidak sempat menumpahkan lagi isi perutnya ke dalam wastafel. Sperma Basiran berceceran di lantai keluar dari mulut Cantika. Isi perutnya yang kosong membuat mulut Cantika terasa pahit ketika ia muntah untuk kedua kalinya. Di belakang Basiran datang Ferdi. Cantika harus berpegangan pada kaki Ferdi untuk mengangkat tubuhnya. Ia begitu lemas sehingga Ferdi leluasa menggerakan kepalanya maju mundur dengan brutal. Pandangan Cantika berkunang-kunang. Semburan ketiga datang. Cantika jatuh kejang-kejang memuntahkan semuanya.
ia menjerit sakit ketika perutnya berkontraksi berusaha mengeluarkan muntahnya tanpa hasil. Ferdi meninggalkan Cantika terkapar di lantai. Sayup-sayup Cantika mendengar ketiga orang itu tertawa sambil mengobrol. Bau asap rokok perlahan masuk ke kamar mandi itu. Cantika berusaha bangkit, masuk ke dalam bathtub. Ia menarik tirai bathtub, membuka keras air panas. Tubuhnya mengigil walaupun shower menyirami tubuhnya dengan air panas. Cantika duduk memeluk lututnya membiarkan air terus menerus menyiram tubuhnya. Sseorang menyibak tirai bathtub itu.
“Saya tunggu dari tadi kok gak keluar Bu.” tanya Basiran. “Ya udah disini aja gak apa deh. Kayak di film.”
Basiran melangkah masuk bathtub. Ia mengangkat tubuh Cantika dan menghadapkannya ke dinding membelakanginya. Basiran menaikan satu kaki Cantika ke bibir bathtub sebelum mendorong masuk kontolnya.
“Pelan pahhhhkkkkk, ssssshhhhh pelaaaaahhhkkkk…” Cantika mengerang merasakan memeknya dimasuki batang kontol Basiran. Tangannya menahan tubuh dan dorong Basiran pada dinding sementara siraman air terus jatuh ke tubuhnya.
Basiran mulai bergerak maju mundur. hawa kamar mandi menjadi begitu panas dan beruap. Tubuh Cantika berkilat tertimpa cahaya lampu. Suara dengusan Basiran terdengar jelas di belakang Cantika. Cantika merintih. Kepalanya menggeleng ketika merasakan tubuhnya kembali berontak. Makin lama makin kuat sampai akhirnya meledak.
“Ooohhhkkkkk, hhhgghhhhkkk…” Cantika mengejang kedua kalinya ketika tangan Basiran memilin kedua putingnya.
Orgasme masih datang beberapa kali pada Cantika, sebelum akhirnya Basiran memeluk erat tubuh Cantika sambil menghentak keras. Hembusan nafas berbau rokok tercium dari belakang Cantika. Tertatih Cantika didorong keluar kamar mandi. Di luar udara dingin AC langsung mengigit. filmbokepjepang.net Tubuh Cantika mengigil, tapi hanya sekejap ia merasakannya, karena Ardian dan Ferdi sudah menarik dan mendorong tubuh Cantika ke atas ranjang. Basiran tersenyum melihat dua rekannya berebut menikmati tubuh ibu rumah tangga yang masih muda itu. Ia dan rekannya baru pertama kali merasakan tubuh wanita keturunan. Karena selama ini setiap gratifikasi seks selalu dengan wanita pribumi.
Oleh karena itu ia dan rekannya bertekad akan memanfaatkan setiap jengkal tubuh Cantika maksimal dan habis-habisan. Cantika menjerit-jerit ketika orgasme datang lagi ketika Ardian menggarap tubuhnya dari belakang. Tapi jeritan itu langsung berubah menjadi gumaman ketika kontol Ferdi kembali masuk mulut Cantika. Beberapa menit kemudian Ardian mencapai puncaknya. Tubuh Cantika gemetar tak bergerak di atas ranjang. Ferdi membalik tubuh Cantika, membuka kakinya dan memasukan kontolnya. Mulut Cantika terbuka tapi tenaganya sudah habis untuk mengeluarkan erangan. Ia menggeliat ketika Ferdi mulai menyetubuhinya. Tangannya menggapai-gapai. Matanya melihat Ardian dan Basiran duduk menikmati pertunjukan di atas ranjang itu. Semburan hangat terasa kembali. Cantika memejamkan matanya. Tenaganya benar-benar habis.
“Romi… maaf..”.
Cantika membuka matanya. Tubuhnya terasa sakit ketika ia berusaha melihat jam. Pukul 9 malam. Keadaan kamar itu remang-remang. Hanya dirinya yang terbaring di ranjang. Suara air mengalir terdengar dari kamar mandi. Cantika menarik selimut menutupi tubuhnya ketika seseorang keluar dari kamar mandi. Basiran dalam keadaan telanjang bulat melangkah mendekat. Ia tersenyum.
“Malam ini cuman kita berdua Bu. Anggap aja hoenymoon kedua Bu Cantika yah.”
Ia naik ke atas ranjang, menarik selimut dari tubuh Cantika dan kembali menindih tubuhnya. Cantika melayani Basiran semalaman. Cantika teringat pada malam pertamanya bersama Romi. Romi hanya butuh waktu istirahat sebentar sebelum menyetubuhinya lagi. Demikian juga Basiran. Sayup-sayup Cantika mendengar adzan subuh ketika Basiran akhirnya terpuaskan birahinya dan jatuh tertidur. Dengan sisa tenaganya Cantika masuk ke kamar mandi. Ia menuangkan seluruh sabun mandi yang ada untuk membasuh tubuhnya yang terasa begitu kotor.
Ketika Ardian dan Ferdi datang lagi pada pukul sembilan pagi, mereka melihat Cantika sedang menaiki tubuh Basiran yang sedang berbaring sambil merokok menikmati goyang tubuh Cantika. Kedua orang itu langsung bergabung sebelum akhirnya mereka merasa cukup dan kehabisan tenaga. Ardian memberikan sebuah amplop coklat besar pada Cantika. Cantika tidak merasakan sakit seluruh tubuhnya ketika bergegas keluar hotel dan menuju rumah tahanan dengan taksi.
14 Februari 2015
Tubuh gadis itu mengejang lagi. Sempoyongan berusaha tetap tegak di atas tubuh Ko Liong yang sedang berbaring menikmati jilatan lidah Cantika pada puting susunya. Cantika melihat gadis itu. Bibirnya terlihat memucat. Dia kehabisan tenaga. Cantika medekati gadis itu. Menciumi pipinya kemudian bibirnya. Perlahan ia mendorong tubuh gadis itu turun dari tubuh Ko Liong. Cantika kemudian membelakangi Ko Liong sambil mengangkat pantatnya. Ko Liong langsung bangun dan memasukan kontolnya ke memek Cantika. Memek gadis itu tepat di depan muka Cantika. Lidah Cantika menjilati memek yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Gadis itu merintih. memeknya kembali basah. Cantika pun kembali merasakan orgasmenya datang. Gadis itu mengaran semakin keras. tangannya meremas sprei, tubuhnya menggeliat.
“Oohh mbakkk, ooohhh aduuh…” gadis itu merintih. “Mbahkkk mbaaahhhkkkaaa…”
Gadis itu mengejang.
“Tiar kluar lagih mbaaaaaaakkkhhhhh……..”
Cantika berdiri disamping taksi. Tangannya berusaha merapikan bajunya yang sedikit terlihat kusut ketika keluar dari hotel tadi. Pada ponsel di tangannya terlihat pesan BBM dari Ko Liong tadi pagi beserta gambar dirinya bersama Ko Liong pada waktu itu. Jarinya bergerak menghapus pesan dan foto tadi. Pintu gerbang dari besi itu terbuka. Sesosok laki-laki keluar. Romi berlari mendekati Cantika. Keduanya berpelukan erat. Cantika menangis bahagia merasakan tubuh Romi kembali dalam pelukannya. Ia menciumi wajah Romi. Romi mengusap rambut Cantika, sambil menatapnya dalam.
“Happy Valentine Cin…” Romi mencium kening Cantika.
“Happy 1st anniversary Rom…” Cantika mencium bibir Romi.
“Maafkan aku Romi..”